jump to navigation

Bangsa Kasihan April 8, 2008

Posted by Dani Saputra in Uncategorized.
trackback

Bangsa Kasihan

Kasihan bangsa yang mengenakan pakaian yang tidak ditenunnya,
memakan roti dari gandum yang tidak mereka panen,
dan meminum anggur yang mereka tidak memerasnya.

Kasihan bangsa yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan
dan menganggap penindasan sebagai hadiah.

Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur,
sementara menyerah padanya ketika bangun.

Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan,
tidak sesumbar kecuali di atas reruntuhan,
dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan.

Kasihan bangsa yang negarawannya srigala,
filosofnya gentong nasi,
dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru.

Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan
namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi.

Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu menghitung tahun-tahun berlalu
dan orang kuatnya masih dalam gendongan.

Kasihan bangsa yang terpecah-pecah, dan masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa.

dari : Kahlil Gibran, “Cinta Keindahan Kesunyian”, Yayasan Bentang Budaya, 1997.

Komentar»

1. anggit - Oktober 19, 2008

kasihan bangsa ini..banyak barang2 diimpor
kita harus jadi technopreneur. betul dan?
btw tulisan antum diperbanyak atuh..


Tinggalkan komentar